Patok Pontianak Nol Kilometer
Cuaca sangat cerah
siang kemarin.
Setelah melihat
festifal kulminasi di kawasan tugu khatulistiwa.
Kami pun singgah ke
Pasar Siantan. Bukan maksud untuk menyantap makan siang, berbelanja di pasar
tradisional atau bersantai di salah satu warung kopi.
Patok Nol Kilometer Kota Pontianak
yang kami tuju.
Yuph’
Patok setinggi 1,26 meter dengan diameter 27 cm dan berbentuk empat persegi panjang.
Setidaknya ada tiga bagian bentuk
patok yang terbuat dari batu cor ini. Bentuk bagian yang pertama, yang paling
atas, setinggi 29 cm, mengarah kearah utara dan terdapat Tulisan PTK O.
Bagian
kedua, setinggi 62 cm, terdapat dua sisi muka. Masing-masing dengan ukuran yang
lebih kecil. Sisi yang
mengarah ke timur laut bertuliskan PTK O, yang berarti menunjukkan titik
nol kilometer Kota Pontianak. Sisi satunya, yang mengarah ke barat laut terdapat tulisan MPW 67,
yang berarti jarak dari Patok ini ke kota Mempawah sejauh 67 km.
Dan bagian yang
ketiga, bagian paling bawah dari patok, berbentuk empat persegi panjang sama
sisi. Setinggi 32 cm dengan panjang masing-masing sisi 62 cm.
Secara
administratif patok tanda nol kilometer kota Pontianak ini berada di
Kelurahan Siantan Tengah, Kecamatan Pontianak Utara. Terletak di pasar Siantan
tak jauh dari Steigher dermaga feri
penyeberangan Bardan Siantan.
Jika
kita menggunakan kapal feri penyeberangan dari arah alun-alun kapuas, posisi
patok ini berada di sebelah kanan Steigher dermaga. Tempatnya tak seberapa jauh
dari gapura berwarna biru, dekat sebuah warung kelontong. Dan jika kita dari
arah pasar siantan, patok ini berada di sebelah kiri.
Fungsi dari patok
Nol kilometer ini adalah untuk penanda jarak antar kota. Dari titik inilah jarak antar kota di tentukan. Sehingga
tentunya keberadaan patok ini jangan berubah. Karena jika sampai patoknya
berubah, maka dapat dipastikan jarak antar suatu kota juga akan berubah.
Namun, sayang, keadaan
patok dalam kondisi yang sangat perlu untuk diperhatikan. Dan agak sulit juga
ketika kali pertama mencari
keberadaannya. Tentu akan sangat lebih bermanfaat dan menarik bila patok
ini lebih dirawat dan diperbaiki. Serta diberi informasi singkat yang berkenaan
dengan keberadaan tugu ini. (dimuat di harian Borneo
Tribune, Selasa, 23 Oktober 2012)