Jika kita berjalan kaki dari Pasar Parit Besar
atau Pelabuhan Sheng Hie,
mungkin akan memakan waktu 10-15 menit sampai ke
kawasan pemakaman di Rt 01 Rw 05 kelurahan Benua Melayu Darat ini. Berada di
sisi selatan jalan Tanjungpura.
Tulisan Jalan Meliau terlihat terpampang dimulut
gang, berwarna hijau
dengan tulisan putih. Sekitar 100meter dari depan
gang dapat kita temui lokasi
salah satu pemakaman tua yang ada di kota
Pontianak ini.
Makam atau kuburan
merupakan suatu bentuk identitas bagi individu atau kelompok masyarakat. Dari
bentuk, letak atau juga warna makam kita
bisa mengetahui siapa yang di makamkan, alur cerita juga silsilahnya kemudian. Makam
juga dapat melambangkan suatu bentuk peradaban dari masa ke masa.
Makam Muslim
Kampung Melayu Gang Meliau (sekarang
Jalan Meliau) di Jalan Tanjungpura tak terlepas akan hal itu. Pemakaman ini konon
merupakan salah satu makam tertua yang berada di kota Pontianak. Dan yang jelas
ia punya cerita dan sejarahnya. Di tanah pemakaman ini terdapat beberapa makam
anak-cucu Sultan Syarif Abdurrahman Al Kadri, dari jalur putra beliau, Sultan
Usman Al Kadri.
Berdasar batu nisan,
di pemakaman ini diantaranya terdapat makam Syarif Muhammad Bin Syarif Ali Alhinduan. Meningggal pada hari minggu Pukul
9, 28 Rejab 1306 H/ 127 Tahun lalu. Makam Syarifah Maryam Binti Alwi Assegaf,
yang merupakan salah satu Permaisuri Sultan Muhammad Al Kadri, Bergelar Ratu
Seberang. Wafat pada 24 Syawwal 1384 H. Makam Syarif Ahmad Bin Pangeran
Temenggung Syarif Abubakar Alqadri, yang meninggal jam 9 pagi, Hari Jumat tanggal
27 Shafar, 1310 H. Makam Syarifah
Thalhah Alqadri Seri Paduka Yang Maha Mulia Maha Ratu Besar Kerajaan Pontianak.
Yang meninggal pada setengah 6 Pagi , hari
minggu, Jumadil Akhir, 1326 H. Beliau merupakan Istri Pertama Sultan Muhammad
bin Yusuf Al Kadri, sultan Pontianak ke-6 . Ayahnya bernama Hb. Saleh bin
Muhammad Al Kadri , bergelar Pangeran jaya, cucu Sultan Usman bin Abdurrahman Al
Kadri.
Juga terdapat makam
Syarif Abdurrahman Bin Muhammad Alhinduan, meninggal pada hari Selasa tanggal 3
Rabiul Awwal 1370 H atau bersamaan 13 September 1950 M, pada sekitar jam 11.45. Beliau
merupakan Guru Tareqat Qadariah Naqsabandiyah yang mempunyai murid tersebar di
Pontianak, sei Kakap, Tanjung Saleh, Teluk Pakedai hingga Sepok Laut. Selain
mereka juga dimakamkan beberapa kerabat Kesultanan Pontianak lain seperti Sy.
Alwi bin Muhammad Al Kadri ( bergelar Pangeran Jaya ) mertua Hb. Abdurrahman
Hinduan dari istri pertama beliau Sofia binti Alwi.
Di Pemakaman ini juga terdapat makam Habib Ahmad bin Husein
Al Kadri, yang dikenal dengan sebutan Tok Amad Ende. Beliau ini adalah guru dari Habib Abdurrahman Al
Hinduan yang berasal dari Ende, NTT. Juga terdapat makam Syarif Ali bin Sultan
Hamid I Al Kadri, gelar Pangeran Putra yang nisannya bersebelahan
dengan putra Hb. Abdurrahman Hinduan, yaitu Hb. Hamid Alhinduan.
Sampai saat ini makam
yang paling tua yang dapat diidentifikasi di tempat ini adalah makam dengan
tarikh 1306 H atau tahun 1886 masehi (127 tahun yang lalu). Namun, hampir sebagian
besar nisan-nisan tuanya di beberapa bagian pemakaman tidak terdapat nama orang
yang dimakamkan. Tentunya hal ini bukanlah suatu kemustahilan untuk kemudian dapat
diidentifikasi. Sedangkan untuk nisan makam yang relatif lebih baru seperti
yang telah di marmer sebagian besarnya telah diberia nama. Terutama dalam huruf
Latin.
Begitu panjang dan
bernilainya sejarah keberadaan dan orang-orang yang di makamkan disini. Namun,
dilihat dari kondisinya, pemakaman muslim Gang Meliau saat ini sungguh
memprihatinkan. Genangan air, limbah dari kawasan serta ilalang yang semakin
tinggi di beberapa bagian menjadi satu sisi cerita juga. Sebagai salah satu
pemakaman tertua dengan sejarahnya yang panjang tentunya hal tersebut perlu di
perhatikan keberadaannya. [dimuat di Borneo
Tribune, Rabu, 7
November 2012]
(catatan : beberapa data juga diperoleh
dari makalah Ir. Abdussalam Alhinduan, MBA yang berjudul Selayang Pandang Makam
Muslim Kampong Melayu Gang Meliau. Serta tulisan Vivi Al-Hinduan, Dalam Kolom
Ziarah Majalah Alkisah No.23/ 15-28 November 2010 yang berjudul Pemakaman
Muslim Gang Meliau, Makam Kerabat Kesultanan Pontianak.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar