Selasa, 05 Mei 2015

Vihara Bodhisatva Karaniya Metta (Vihara Bodhi Parasmaya Metha)




Tempat Pot Sembahyang ini adalah yang pertama kali terdapat disini’ kata pak Gunawan.
Pada pemugaran pertama, tempat pembuangan ini hendak dipindahkan.
Namun, karena begitu sulit akhirnya tidak jadi. Kemudian Pot Sembahyang yang lebih besar
di letakkan di atasnya. Sedang yang asli masih terdapat di bawahnya.
‘Mungkin karena sudah menyatu dengan tanah dan terlilit dengan akar-akar
pohon beringin yang tepat berada di depannnya. Pot Sembahyang ini sekarang tepat
berada halaman depan begitu kita masuk  vihara.
Tepat di atasnya bertuliskan Thie Tie Pe Bo.




Diatas gapura masuk vihara terdapat keterangan yang menunjukkan tahun 1829 M sebagai periode vihara ini.  Warna merah mendominasi hampir di sebagian besar bangunan yang dahulu lebih di kenal dengan sebutan kelenteng tiga atau Thian Hou Keng .  Tiang dan rangka bangunannya terbuat dari kayu ulin yang di beri warna merah dan kuning emas. Di tiga pintu utama terlukis gambar dewa-dewa Khong Hu Chu. Dan dinding dan altar terdapat patung dan lukisan yang bermakna tentang filosofi ajaran kehidupan
Ada beberapa bagian dalam vihara yang memiliki makna serta sejarahnya tersendiri. seperti Pot sembahyang dewa Langit Bumi, yang konon bertarihk tahun 1673 M. Yakni pada masa di Mancuria bertahta raja Khan hi (1662-1722). Ada juga  Lonceng  tua pek kong, yang konon dibawa pada  tahun 1789, pada masa raja Khen Long (1736-1796).

Dalam perkembangan sejarahnya vihara  ini sudah mengalami beberapa kali pemugaran sampai seperti keadaan yang seperti sekarang ini.  Salah satunya pada tahun 1906, vihara di renovasi menjadi tiga bagian. Dewi Samudera (ma Cou), Tua Pek Kong, Na Ta cie ce. Karena hal ini lah kemudian vihara ini juga disebut dengan kelenteng  tiga. Selain itu juga pada tahun 1983, untuk merawat , menjaga dan menjalankan keberadaan vihara ini kemudian dibentuk yayasan Bodhisatva Karaniya Metta.  
Vihara yang berada di Komplek Pasar Kapuas Indah Kota Pontianak Kelurahan Darat Sekip Kecamatan Pontianak Kota ini merupakan salah satu benda cagar budaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. Sampai saat ini tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan selalu ramai dikunjungi. Khususnya pada waktu-waktu tertentu semisal setiap tanggal 1 dan 15 menurut penanggalan imlek. Mereka yang datang tidak hanya dari seputar Pontianak namun mereka juga datang dari luar kota.( dimuat di Borneo Tribune,  Kamis,8 November 2012)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar